RumahSakit berkewajiban untuk menyusun dan melaksanakan Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital by Laws) sebagaimana diatur pada Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 29 ayat (1) huruf (r), di samping peraturan lainnya yang ditetapkan oleh Rumah Sakit sebagai pedoman dalam mengelola Rumah Sakit.

ArticlePDF Available AbstractStandard Operational Procedure SOP is a guideline or reference for carrying out work duties in accordance with the functions and tools for evaluating hospital performance based on technical, administrative and procedural indicators in accordance with the work procedures concerned. The purpose of the SOP is to create commitments regarding hospital work units to realize good governance. SOP are not internal and external, because SOPs are used to measure the performance of public organizations relating to program accuracy and time. In addition, SOP is used to assess the performance of public organizations in the form of responsiveness, responsibility, and accountability of hospital performance. The results of the study show that not all hospital work units have an SOP, because each unit of the public service unit of the hospital has an SOP as a reference in acting, so that the performance accountability of hospital agencies can be evaluated and measured. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Profita Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN 2086-7662 Volume 12 Nomor 1 April 2019 e-ISSN 2622-1950 To cite this article Taufiq, 2019. Penerapan Standar Operasional Prosedur SOP Dan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit, Profita Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan, 12 1 56-66, DOI PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SOP DAN AKUNTABILITAS KINERJA RUMAH SAKIT Abd. Rohman Taufiq Universitas PGRI Madiun ABSTRACT Standard Operational Procedure SOP is a guideline or reference for carrying out work duties in accordance with the functions and tools for evaluating hospital performance based on technical, administrative and procedural indicators in accordance with the work procedures concerned. The purpose of the SOP is to create commitments regarding hospital work units to realize good governance. SOP are not internal and external, because SOPs are used to measure the performance of public organizations relating to program accuracy and time. In addition, SOP is used to assess the performance of public organizations in the form of responsiveness, responsibility, and accountability of hospital performance in Indonesia. The results of the study show that not all hospital work units have an SOP, because each unit of the public service unit of the hospital has an SOP as a reference in acting, so that the performance accountability of hospital agencies can be evaluated and measured. Keywords Standard Operating Procedure, Hospital, Implementation of SOP. ABSTRAK Standar Operasional Prosedur SOP merupakan pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja rumah sakit berdasarkan indikator teknis, administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja yang bersangkutan. Tujuan SOP untuk menciptakan komitmen mengenai satuan unit kerja rumah sakit untuk mewujudkan good governance. SOP tidak bersifat internal dan eksternal, karena SOP digunakan untuk mengukur kinerja organisasi publik yang berkaitan dengan ketepatan program dan waktu. Selain itu SOP digunakan untuk menilai kinerja organisasi publik berupa responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas kinerja rumah sakit di Indonesia. Hasil kajian menunjukkan tidak semua satuan unit kerja rumah sakit memiliki SOP, karena setiap satuan unit kerja pelayanan publik rumah sakit memiliki SOP sebagai acuan dalam bertindak, agar akuntabilitas kinerja instansi rumah sakit dapat dievaluasi dan terukur. Kata kunci Standar Operasional Prosedur, Rumah Sakit, Penerapan SOP. PENDAHULUAN Pelayanan publik rumah sakit merupakan perwujutan fungsi sosial kesehatan sebagai abdi masyarakat. Era industri fungsi sosial kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatkan kinerja rumah sakit. Oleh karena itu secara otomatis berbagai fasilitas pelayanan kesehatan harus lebih didekatkan, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat yang membutuhkan. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan rumah sakit harus menyusun standar operasional prosedur SOP acuan pekerjaan. Penerapan standar operasional prosedur SOP dalam setiap tindakan perawat merupakan salah satu upaya untuk menjaga keselamatan pasien, Profita Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN 2086-7662 Volume 12 Nomor 1 April 2019 e-ISSN 2622-1950 DOI meningkatkan pelayanan dan menghindari tuntutan malpraktik Nazvia, Loekqijana, & Kurniawati, 2014. SOP rumah sakit merupakan alat pengendalian layanan yang diberikan pasien dalam hal layanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Tujuan SOP adalah untuk menciptakan komitmen pekerjaan dalam mewujudkan good govermance sebagai alat penilaian kinerja yang bersifat internal dan eksternal Nazvia et al., 2014. Untuk meningkatkan kinerja rumah sakit yang efektif dan efisien, perlu adanya SOP yang bersifat teknis, administratif dan prosedural sebagai pedoman dalam melaksanakan kinerja rumah sakit Atmoko, 2012. Pedoman pembuatan SOP rumah sakit mengacu pada Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan. Kedua pedoman tersebut disesuaikan dengan kondisi rumah sakit setempat baik rumah sakit swasta maupun pemerintah. SOP rumah sakit merupakan pedoman keselamatan pasien untuk mendapatkan layanan dan pelayanan kesehatan yang optimal. Masih banyak rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta dalam menyusun SOP belum maksimal SOP Peneriman dan SOP Pengeluaran. SOP tersebut digunakan untuk mengukur efisiensi pelayanan dan layanan kesehatan secara optimal Atmoko, 2012; Banda, 2015; Nazvia et al., 2014. Salah satu studi menunjukkan bahwa hanya 53,2% waktu yang benar-benar produktif digunakan perawat untuk ememberikan pelayanan kesehatan dan sisanya 39,9% digunakan untuk melakukan kegiatan penunjang Arma, 2012. Hasil penelitian yang dilakukan Departemen Kesehatan dan Universitas Indonesia tahun 2005 menunjukkan 78,8% perawat melakukan tugas tenaga kebersihan dan 63,3% perawat melakukan tugas tenaga administrasi Hastono, 2007. Kenyataan ini akan mempengaruhi kinerja perawat itu sendiri dan kinerja institusi pelayanan kesehatan pada umumnya Atmoko, 2012. Berdasarkan pemaparan di atas peneliti tertarik dengan penilaian kinerja di rumah sakit dalam menyusun SOP dan meningkatkan akuntanbilitas pelayanan publik. Uraian diatas diharapkan dapat menciptakan komitmen rumah sakit mengenai pentingnya penerapan SOP untuk setiap unit kerja dalam mewujudkan akuntanbilitas pelayanan publik. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Atmoko 2012 dengan melakukan pengujian kembali pada tempat yang berbeda. KAJIAN PUSTAKA Penilaian Kinerja Organisasi Publik Organisasi adalah jaringan sekelompok orang secara teratur dan kontinue untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan. Organisasi tidak hanya sekedar tempat tetapi juga pembagian dari kewenangan bertanggung jawab Gibson, Ivancevich, & Donnelly Jr, 2007. Organisasi dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu secara obyektif dan subyektif. Secara kacamata organisasi sudut pandang obyektif artinya sudut pandang terstruktur, sedangkan sudut pandang subyektif artinya sudut pandang proses Gibson et al., 2007. Kaum obyektivis menekankan pada struktur, perencanaan, kontrol, dan tujuan serta menempatkan faktor utama dalam suatu skema adaptasi organisasi, sedangkan kaum subyektivis mendefinisikan organisasi sebagai perilaku pengorganisasian organizing behaviour. Organisasi sebagai sistem sosial yang mempunyai tujuan kolektif tertentu yang ingin dicapai Effendy, 2006. Ciri pokok sistem sosial adalah adanya hubungan pribadi yang terstruktur ke dalam pola hubungan yang jelas dengan pembagian fungsi, sehingga membentuk suatu sistem administrasi. Hubungan yang terstruktur tersebut bersifat otoritatif, dalam arti bahwa masing-masing yang terlibat dalam pola hubungan tersebut terikat pada pembagian kewenangan formal dengan aturan yang jelas. Organisasi merupakan suatu subsistem yang Profita Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN 2086-7662 Volume 12 Nomor 1 April 2019 e-ISSN 2622-1950 dari subsistem teknik, subsistem struktural, subsistem jiwa sosial, dan dikoordinasikan oleh subsistem manajemen Pajerek, 2000. Semua subsistem tersebut di dukung dengan adanya kinerja organisasi untuk memperkuat suatu sistem. Sistem kenerja merupakan pencapaian hasil atau the degree of accomplishment Ekowati, 2007; Harlie, 2012. Sistem kinerja suatu pekerjaan adalah hasil dari prestasi penyelenggaraan dan memberi batasan kinerja sebagai suatu cara mengukur kontribusi anggota organisasi kepada organisasi Ruky, 2002. Kinerja organisasi adalah tingkat yang menunjukkan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan secara aktual dan misi organisasi tercapai Kreitner & Angelo, 2013. Kinerja adalah penampilan cara-cara untuk menghasilkan suatu hasil yang diperoleh dengan aktivitas yang dicapai dengan suatu unjuk kerja Pamungkas & Jabar, 2014. Dengan demikian, kinerja adalah konsep utama organisasi yang menunjukkan seberapa jauh tingkat kemampuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan. Penilaian terhadap kinerja dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu. Penilaian tersebut dapat juga dijadikan input bagi perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi selanjutnya. Dalam institusi pemerintah khususnya, penilaian kinerja sangat berguna untuk menilai kuantitas, kualitas, dan efisiensi pelayanan, memotivasi para birokrat pelaksana, melakukan penyesuaian anggaran, mendorong pemerintah agar lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat yang dilayani dan menuntun perbaikan dalam pelayanan publik. Berbeda dengan organisasi privat, pengukuran kinerja organisasi publik sulit dilakukan karena belum menemukan alat ukur kinerja yang sesuai. Kesulitan dalam pengukuran kinerja organisasi publik sebagian muncul karena tujuan dan misi organisasi publik seringkali bukan hanya sangat kabur, tetapi juga bersifat multidimensional. Organisasi publik memiliki stakeholders yang jauh lebih banyak dan kompleks ketimbang organisasi privat. Stakeholders dari organisasi publik seringkali memiliki kepentingan yang berbenturan satu sama lain. Akibatnya, ukuran kinerja organisasi publik di mata para stakeholders juga berbeda-beda. Para pejabat birokrasi, misalnya, seringkali menempatkan pencapaian target sebagai ukuran kinerja sementara masyarakat pengguna jasa lebih suka menggunakan kualitas pelayanan sebagai ukuran kinerja. Standar Operasional Prosedur Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat, mengharuskan perusahaan mampu meningkatkan kinerja agar berjalan secara efektif dan produktif. Kinerja suatu perusahaan dinilai dari kemampuan dalam mengelola dan mengalokasikn sumber daya agar dapat memperoleh laba yang maksimal. Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja perusahaan adalah dengan menetapkan Standar operasional prosedur SOP pada setiap unit kerja dalam rangka meningkatkan kinerja yang efektif dan sistematika. SOP merupakan sekumpulan operasional standar yang digunakan sebagai pedoman di perusahaan untuk meningkatkan kinerja yang efekif, konsisten, dan sistematika Tambunan, 2013. Secara umum perusahaan terdiri dari beberapa sistem kerja yang berbeda. Sistem inilah yang berfungsi sebagai pendukung jalannya operasional perusahaan sebagai upaya mencapai tujuan sesuai bidang masing-masing. Sistem yang diterapkan antara lain sistem produksi, sistem pemasaran, sistem keuangan, sistem kendali mutu, dan sistem pengembangan sumber daya manusia SDM. Tujuan utama dari penyusunan SOP pada dasarnya untuk memberikan pedoman kerja agar aktivitas perusahaan dapat terkontrol secara sistematis. Dengan terkontrolnya aktivitas, tentunya target yang ingin dicapai dapat terwujud secara maksimal. Tujuan penyusunan SOP Profita Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN 2086-7662 Volume 12 Nomor 1 April 2019 e-ISSN 2622-1950 DOI untuk perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya Fatimah, 2015, sebagai berikut Pertama, menjaga konsisten kerja setiap karyawan. Kedua, memperjelas alur tugas dan tanggung jawab setiap unit kerja. Ketiga, mempermudah proses monitoring dan menghemat waktu program training, karena SOP tersusun secara sistematis. Setalah melihat tujuan utama penyusunan SOP, maka langka selanjutnya adalah manfaat kegunaan SOP untuk perusahaan setiap unit kerja. Manfaat SOP dalam aktivitas unit kerja Tathagati, 2013, diantaranya Pertama, meminimalisir kesalahan dalam melakukan pekerjaa. Kedua, mempermudah dan menghemat waktu serta tenaga dapam program training karyawan. Ketiga, sebagai sarana komunikasi pelaksanaan pekerjaan. Keempat, sebagai acuan dalam melakukan penilaian terhadap proses layanan dan pelayanan. Tahap penting dalam penyusunan SOP adalah dengan melakukan analisis sistem, dan prosedur kerja, analisis tugas, dan melalukan analisis prosedur kerja. Analisis sistem dan prosedur kerja merupakan aktivitas yang mengidentifikasi fungsi utama dan langkah-langkah yang diperlukan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Sistem dalam kesatuan unsur saling berhubungan dan mempengaruhi sedemikian rupa, sehingga muncul dalam bentuk keseluruahn pekerjaan. Analisis tugas merupakan proses manajemen dalam suatu pekerjaan, karena analisis tugas diperlukan dalam perencanaan organisasi. Sedangkan prosedur kerja dirumuskan sebagai serangkaian langka kerja yang berhubungan, biasanya dilaksanakan lebih dari satu orang. Analisis terhadap prosedur kerja akan menghasilkan suatu diagram alur flow chart dari aktivitas organisasi dan menentukan hal-hal kritis yang akan mempengaruhi keberhasilan organisasi. Aktivitas kritis ini perlu didokumentasikan dalam bentuk prosedur dan selanjutnya memastikan bahwa fungsi serta aktivitas itu dikendalikan oleh prosedur kerja yang telah terstandarisasikan. Prosedur kerja merupakan salah satu komponen penting dalam pelaksanaan tujuan organisasi, karena prosedur memberikan beberapa keuntungan diantaranya memberikan pengawasan yang lebih efektif dan efisien mengenai aktivitas dalam memperoleh hasil yang optimal. Rumah Sakit Rumah sakit secara umum merupakan sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MenKes/Per/III/2010, rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat Kesehatan, 2010. Rumah sakit juga menyediakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotive, presentive dan rehabilitasi Philips, 2012. Rumah sakit juga mempunyai fungsi pelayanan medis, pelayanan penunjang medis dan nonmedis, perawatan, pendidikan, penelitian, pengembangan, dan administrasi umum dan keuangan Ruslan, 2016. Rumah sakit secara khusus merupakan salah satu organisasi sektor publik yang bergerak dalam bidang palayanan jasa kesehatan yang mempunyai tugas melaksanakan suatu upaya kesehatan secara berdaya guna dengan mengutamakan atau mementingkan upaya penyembuhan dan pemulihan yang telah dilaksanakan secara erasi dan terpadu oleh pihak rumah sakit dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta upaya perbaikan. Rumah sakit tidak hanya sekedar menampung orang sakit, melainkan harus lebih memperhatikan aspek kepuasan pasien. Penilaian terhadap kegiatan rumah adalah hal yang sangat diperlukan dan sangat diutamakan. Kegiatan penilaian kinerja organisasi atau instansi Profita Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN 2086-7662 Volume 12 Nomor 1 April 2019 e-ISSN 2622-1950 rumah sakit, mempunyai banyak manfaat terutama bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap rumah sakit tersebut. Manfaat tersebut bagi pihak rumah sakit dapat memberikan informasi tentang kinerja manajemen yang diberikan kepercayaan untuk mengelola sumber daya rumah sakit. Sedangkan pihak masyarakat dapa dijadikan sebagai acuan atas bahan pertimbangan kepada siapa rumah sakit mereka akan mempercayakan perawatan kesehatan. Selanjutnya bagi pemerintah, ukuran keberhasilan dari instansi atau organisasi dapat dilihat dari kemampuan menyerapan anggaran. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan organisasi hanya dapat dilihat dari aspek input saja, tanpa memperhatikan aspek output, manfaat, dan dampak dari suatu aktivitas atau kegiatan yang telah dilaksanakan. Kinerja organisasi yang hanya menekankan pada input dalam memberikan jasa dan pelayanan kepada masyarakat secara langsung, akan menjadi perhatian yang lebih dan mendapat sorotan tajam dari masyarakat. Pengelolaah rumah sakit pada masa lalu dipandang sebagai usaha sosial, tetapi di masa sekarang pengelolaan yang berbasis ekonomi dan manajemen. Artinya untuk menghadapi bebagai situasi persaingan global, mengantisipasi cepatnya perubahaan lingkungan dan menjaga kelangsungan usaha rumah sakit itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan indikator keberhasilan rumah sakit untuk mengukur sejauh mana dalam menjalankan kegiatan operasional secara efektif. Penerapan SOP Terhadap Rumah Sakit Penerapan SOP rumah sakit harus mengacu pada dua kompenen, yaitu Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan. Kedua komponen tersebut merupakan perpaduan dalam memberikan kontribusi jasa layanan kesehatan dan pelayanan kesehatan. Jasa layanan kesehatan rumah sakit merupakan jasa yang diberikan pihak rumah sakit dalam bentuk fisih organ tubuh manusia seperti organ tubuh yang membutuhkan penanganan tindakan dokter spesialis. Penerapan SOP rumah sakit terdapat dua prosedur, yaitu prosedur penerimaan kas dan prosedur pengeluran kas. Prosedur Penerimaan Kas adalah serangkaian proses mulai penerimaan kas di kasir, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pertanggungjawaban penerimaan kas atas pendapatan. Prosedur penerimaan kas ditetapkan dengan tujuan untuk memastikan bahwa semua penerimaan kas telah dicatat dengan benar dan lengkap sesuai dengan peraturan/tarif yang berlaku, diklasifikasikan secara tepat serta untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas keamanan fisik uang kas itu sendiri. Prosedur penerimaan kas yang baik dapat menghasilkan informasi yang terpercaya dan cukup memadai untuk melakukan evaluasi guna meningkatkan pelayanan Rumah Sakit terhadap masyarakat. Untuk memenuhi tujuan tersebut, prosedur penerimaan kas dirancang dengan semaksimal mungkin menerapkan prinsip-prinsip pengendalian intern yang baik dan handal dengan melibatkan semua fungsi yang terkait dan menggunakan dokumen/bukti transaksi sebagai berikut fungsi yang terkait, bukti transaksi yang digunakan, dan buku yang digunakan. Prosedur penatausahaan penerimaan kas ini diterapkan pada seluruh instalasi/unit penghasil di rumah sakit yang mencakup dua prosedur utama, diantaranya penerimaan kas dari pendapatan tunai dan penerimaan kas dari piutang. Sedangkan Prosedur pengeluaran kas ditetapkan dengan tujuan untuk memastikan bahwa semua pengeluaran kas telah dicatat dengan benar sesuai dengan klasifikasi pengeluaran ataupun anggaran yang tersedia serta untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas pengeluaran kas itu sendiri. Untuk memenuhi tujuan tersebut prosedur pengeluaran kas telah dirancang dengan semaksimal mungkin menerapkan prinsip-prinsip pengendalian intern yang baik dan handal dengan tetap memperhatikan fungsi yang terkait dan dokumen/bukti transaksi yang digunakan. Selain kedua prosedur tersebut, terdapat juga prosedur utang dan piutang yang merupakn bagian Profita Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN 2086-7662 Volume 12 Nomor 1 April 2019 e-ISSN 2622-1950 DOI kesatuan prosedur keuangan. Prosedur Utang dan Piutang ditetapkan dengan tujuan untuk memastikan bahwa semua utang dan piutang telah dicatat dengan benar. Untuk memenuhi tujuan tersebut prosedur utang dan piutang dirancang dengan semaksimal mungkin menerapkan prinsip-prinsip pengendalian intern yang memadai. HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Kinerja Organisasi Publik Organisasi adalah jaringan tata kerjasama antar kelompok secara teratur untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan. Organisasi dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu sudut pandang obyektif dan sudut pandang subyektif Gibson, 2016. Sudut pandang obyektif menekankan pada struktur, perencanaan, kontrol, dan tujuan serta menempatkan faktor-faktor utama ini dalam suatu skema adaptasi organisasi. Sedangkan sudut pandangan subyektif kaum subyektivis mendefinisikan organisasi sebagai perilaku pengorganisasian organizing behaviour. Organisasi sebagai sistem sosial yang mempunyai tujuan kolektif tertentu yang ingin dicapai Effendy, 2006. Ciri pokok organisasi adalah adanya hubungan antar pribadi yang terstruktur ke dalam pola hubungan dengan pembagian fungsi, sehingga membentuk suatu sistem administrasi. Hubungan yang terstruktur tersebut bersifat otoritatif yang terlibat dalam pola hubungan pembagian kewenangan formal dengan aturan. Organisasi yang tertib administrasi mempunyai kinerja yang kuat dalam membangun hubungan erat dalam mencapai hasil yang maksimal. Penilaian terhadap kinerja dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu. Penilian tersebut dapat dijadikan sebagai input bagi perbaikan untuk peningkatan kinerja organisasi selanjutnya. Dalam institusi khususnya rumah sakit baik swasta maupun pemerintah, penilaian kinerja sangat berguna untuk menilai kuantitas dan kualitas, efisiensi pelayanan, dan motivasi. Biokrat pelaksanaan dan melakukan penyesuaian anggaran untuk mendorong rumah sakit agar lebih memperhatikan kebutuhan pasien untuk pelayanan dan layanan dalam pelayanan publik. Berbeda dengan organisasi profit, pengukuran kinerja organisasi publik sulit dilakukan karena belum menemukan alat ukur kinerja yang sesuai. Kesulitan dalam pengukuran kinerja organisasi publik sebagaimana muncul karena tujuan organisasi publik yang kurang maksimal, tetapi bersifat multidimensional. Organisasi publik memiliki stakeholders yang jauh lebih banyak dan kompleks ketimbang organisasi profit. Stakeholders dari organisasi publik seringkali memiliki kepentingan yang berbenturan sama lain. Akibatnya, ukurannya kinerja organisasi publik di mata para stakeholders juga berbeda. Misalnya, pejabat biokrasi seringkali menempatkan pencapaian target sebagai ukuran kinerja sementara pasien pengguna jasa lebih suka menggunakan kualitas pelayanan sebagai ukuran kenerja. Untuk mengukur kinerja rumah sakit dapat menggunakan tiga konsep, diantaranya penilaian, responsibilitas, dan akuntanbilitas. Konsep penilaian ini bersumber pada data pasien rumah sakit yang bertujuan untuk mengetahui kepuasan pelayanan dan layanan kesehatan yang diberikan. Sedangkan responsibilitas ini dilakukan sesuai dengan prinsip administrasi yang sesuai dengan kebijakan rumah sakit yang implisit dan eksplisit. Responsibilitas dapat dinilai dari analisis terhadap dokumen dan laporan aktivitas rumah sakit. Penilaian dilakukan dengan mencocokkan pelaksanaan kegiatan dengan prosedur administasi dan ketentuan yang berlaku untuk melaksanakan akuntanbilitas rumah sakit. Akuntanbilitas rumah sakit ini bersumber pada laporan keuangan yang disesuaikan dengan pedoman keuangan, kebijaka keuangan dan SOP yang berlaku. Data akuntanbilitas dapat diperoleh dari rumah sakit setempat yang bersumber dari unit-unit usaha dan administrasi Profita Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN 2086-7662 Volume 12 Nomor 1 April 2019 e-ISSN 2622-1950 keuangan pada khususnya. Ada enam indikator dalam pengukuran kinerja organisasi publik terdiri dari tujuan, struktur, reward, mekanisme tata kerja, tata hubungan dan gaya kepemimpinan Weisbord et al., 2013. Berdasarkan uraian di atas, pengukuran kinerja organisasi publik dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Penilaian secara internal adalah mengetahui proses pencapain tujuan yang sudah sesuai dengan rencana dilihat dari proses dan waktu, sedangkan penilaian eksternal dilakukan dengan mengukur kepuasan masyarakat terhada pelayanan organisasi. Standar Operasional Prosedur Paradigam governance membawa pergeseran dalam pola hubungan antara rumah sakit dengan masyarakat sebagai konsekuensi untuk menerapkan prinsip corporate governance. Penerapan prinsip corporate governance juga berimplikasi pada perubahan manajemen rumah sakit menjadi lebih standarisasi yang harus dipatuhi intansi rumah sakit dalam melaksanakan aktivitasnya. Standar kerja ini sekaligus dapat untuk menilai kinerja rumah sakit secara internal maupun eksternal. Standar internal yang bersifat prosedural ini disebut dengan SOP. Rumusan SOP menjadi relevan karena sebagai tolak ukur dalam menilai efektivitas dan efisiensi rumah sakit dalam melaksanakan program kerja. Konseptual prosedur ini sebagai langkah untuk menuju suatu proses yang dikehendaki. Proses yang dikehendaki tersebut berupa sistem proses kerja dalam bentuk aktivitas, aliran data, dan proses kerja. Prosedur operasional standar adalah proses standar sebagai langka untuk melakukan akktivitas kerja. SOP ini berfungsi untuk membentuk sistem kerja dan aliran kerja yang teratur, sistematik, dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu SOP juga digunakan sebagai kebijakan dan peraturan yang berlaku umum untuk menjelaskan proses pelaksanaan akivitas yang berlangsung. SOP secara umum merupakan gambaran untuk melakukan langka kerja yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu tugas untuk mencapai tujuan rumah sakit dalam meningkatkan profit. SOP juga sebagai suatu dokumen yang memuat tentang proses dan prosedur suatu kegiatan yang efektif dan efisien berdasarkan suatu standar yang sudah baku. Pengembangan dokumen manajemen untuk memastikan porses layanan dan pelayanan rumah sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebagai suatu dokument manajemen, SOP yang berlandaskan pada sistem manajemen kualitas yakni sekumpulan prosedur dan standar untuk manajemen yang bertujuan untuk menjamin kesesuaian suatu proses terhadap kebutuhan. Sistem manajemen kualitas berfokus pada konsistensi pada proses kerja, hal ini mencakup tentang tingkat dokumentasi terhadap standar kerja. Sistem ini berlandaskan pada pencegahan kesalahan, sehingga bersifat proaktif bukan pada deteksi kesalahan yang bersifat reaktif. Secara konseptual, SOP merupakan bentuk penerapan prinsip manajemen kualitas yang diaplikasikan oleh rumah sakit. Oleh karena itu, tidak semua prinsip manajemen dapat diterapkan dalam SOP karena sifat organisasi rumah sakit berbeda dengan organisasi yang mengutamakan profit orientet. Tahap penting dalam penyusunan SOP adalah melakukan analisis sistem dan prosedur kerja, analisis tugas, dan melakukan prosedur kerja. Ketigaa tahap tersebut bertujuan untuk menyusun prosedur kerja dalam membuat pedoman organisasi. Dilihat dari runag lingkup penyusunan SOP dilakukan setiap satuan unit kerja dan menyajikan langka serta prosedur yang spesifik berkenaan dengan tupoksi masing-masing unit kerja dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja layanan dan pelayanan rumah sakit secara efektif dan efisien. Berdasarkan pada prinsip penyusunan SOP di atas, didasarkan pada tipe unit usaha dan dokumen organisasi. Proses penyusnan SOP dilakukan dengan memperhatikan aspek untuk menyusun dalam bentuk flow chart dengan menggunakan simbol yang menggambarkan urutan Profita Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN 2086-7662 Volume 12 Nomor 1 April 2019 e-ISSN 2622-1950 DOI langka kerja, serta aliran dokumen, tahapan mekanisme, dan waktu kegiatan. Setiap satuan unit kerja memiliki SOP sesuai dengan rincian tugas pokok dan fungsi setiap unit kerja. Penerapan SOP Terhadap Rumah Sakit SOP memuat informasi tentang jangka waktu pelaksanaan kegiatan, pengguna layanan, hirarkhi struktur organisasi, serta langka kerja dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Pelaksanaan SOP di rumah sakit memiliki multifungsi baik sebagai alat deteksi potensi penyimpangan tugas pokok dan fungsi sebagai alat koreksi. Setiap penyimpangan yang terjadi sebagai alat evaluasi untuk meningkatkan kinerja yang efektif, efisien, profesional, transparan dan handal. Kinerja satuan unit kerja yang efisien merupakan syarat mutlak bagi rumah sakit untuk mencapai tujuan dan salah satu alat penting untuk mewujudkan visi dan misi rumah sakit. Evaluasi kinerja rumah sakit memiliki kekhususan tersendiri yang membedakan dengan evaluasi kinerja pada organisasi provit orientet yang berorientasi pada pelayanan yand didasari pada keuntungan. Pada unit kerja rumah sakit, standar penilaian kinerja yang sifatnya eksternal didasarkan pada indikator responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas. Sementara standar penilaian kinerja yang sifatnya internal didasarkan pada SOP dan pengendalian program kerja rumah sakit yang bersangkutan. Kedua jenis standar ini diarahkan untuk menilai sejauhmana akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dapat dicapai. Artinya, standar eksternal maupun standar internal pada akhirnya akan bermuara pada penilaian tercapain inputs, outputs, results, benefits dan impacts yang dikehendaki dari suatu program yang ada di rumah sakit. Pada prinsipnya, standar operasional prosedur lebih diorientasikan pada penilaian kinerja internal kelembagaan, terutama dalam hal proses kerja di lingkungan organisasi termasuk kejelasan unit kerja yang bertanggungjawab. Standar operasional prosedur berbeda dengan pengendalian program yang lebih diorientasikan pada penilaian pelaksanaan dan pencapaian outcome dari suatu program. Namun keduanya saling berkaitan karena standar operasional prosedur merupakan acuan bagi rumah sakit dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, termasuk dalam pelaksanaan program. SOP dapat digunakan untuk penilaian kinerja secara eksternal dan pedoman yang sifatnya internal digabungkan dengan pedoman eksternal berupa responsivit, responsibilitas, dan akuntabilitas untuk terwujudnya akuntabilitas kinerja rumah sakit. Selama ini, penilaian akuntabilitas kinerja rumah sakit pada umumnya didasarkan pada standar eksternal. Sebagai bentuk organisasi publik, rumah sakit memiliki karakteristik khusus yang bersifat birokratis dalam internal rumah sakit. Oleh karena itu, untuk menilai pelaksanaan mekanisme kerja internal tersebut unit kerja pelayanan publik harus memiliki acuan untuk menilai pelaksanaan kinerja rumah sakit berdasarkan pada indikator teknis, administratif dan prosedural. Maka dari sesuai dengan tata hubungan kerja dalam organisasi yang bersangkutan dalam bentuk SOP. Pentingnya SOP dalam penyenggaraan rumah sakit dan hasil kajian menunjukkan tidak semua satuan unit kerja memiliki SOP dalam upaya meningkatkan akuntabilitas kinerja tentang pedoman penyusunan SOP. PENUTUP Berdasarkan pada uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa SOP sebagai alat penilaian kinerja yang berorientasi pada penilaian kinerja internal kelembagaan, terutama dalam hal kejelasan proses kerja di lingkungan organisasi termasuk unit kerja yang bertanggungjawab. Tercapainya kelancaran kegiatan operasional dan terwujudnya koordinasi, fasilitasi dan pengendalian yang meminimalkan tumpang tindih proses kegiatan di lingkungan subbagian organisasi yang bersangkutan. SOP berbeda dengan pengendalian program yang lebih diorietasikan pada penilaian pelaksanaan dan pencapaian outcome dari sudut kegiatan. Namun Profita Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN 2086-7662 Volume 12 Nomor 1 April 2019 e-ISSN 2622-1950 saling berkaitan karena SOP merupakan acuan bagi aparat dalam melaksanakan tugas dan kewajiban termasuk dalam pelaksanaan kegiatan program. Selama ini, penilaian akuntabilitas kinerja rumah sakit pada umumnya didasarkan pada standar eksternal sebagai bentuk organisasi publik, rumah sakit memiliki karakteristik khusus yakni sifat birokratis dalam internal organisasinya. Oleh karena itu apabila pedoman yang sifatnya internal ini jika digabungkan dengan pedoman eksternal penilaian kinerja organisasi publik di mata masyarakat berupa responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas, maka akan mengarah pada terwujudnya akuntabilitas kinerja rumah sakit. Hasil kajian menunjukkan tidak semua satuan unit kerja rumah sakit memiliki SOP, karena itu seharusnya setiap satuan unit kerja pelayanan publik rumah sakit memiliki SOP sebagai acuan dalam bertindak. Melalui penerapan SOP ini akuntabilitas kinerja rumah sakit dapat dievaluasi dan terukur. DAFTAR PUSTAKA Amarnath, B., & Vijayudu, G. 2011. Rural Consumer's Attitude towards Branded Packaged Food Products. Asia Pasific Journal of Social Sciences, Vol. 3 1 , 147-159. Ambarwati, M. F., & Triana, M. 2012. Penerapan Format Baku Surat dalam Menunjang Keseragaman dan Efektifitas Korespondensi. Jurnal Administrasi dan Kesekretarisan, 157-180. Antjok, D. 2009. “Penyelenggaraan Good Governance di Indonesia”. Makalah. Disampaikan pada Diskusi Panel Penyelenggaraan Good Governance di Indonesia yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara, Jakarta. Arma, M. R. 2012. Pengaruh Pelatihan Kolaborasi pada Perawat yang Mengalami Konflik Peran Terhadap Kepatuhan dalam Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur Pmasangan Infus di Ruangan Interna RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 201. Respository. Assen, M. V., Berg, G. V., & Pietersma, P. 2013. Key Management Models. Jakarta Atmoko, T. 2012. Standar Operasional Prosedur SOP dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Skripsi. Universitas Padjajaran Bandung. Banda, I. 2015. Hubungan Perilaku Perawat dengan Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung Diri APD Sesuai Standard Operating Procedure SOP di ruang Rawat Inap Badan Layanan Umum Daerah BLUD Rumah Sakit Konawe Tahun 2015 skripsi. Kendari Universitas Haluoleo. Dwiyanto, A. 2009. “Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik”. Makalah Seminar Kinerja Organisasi Sektor Publik Kebijakan dan Persiapannya. Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIPOL UGM Yogyakarta. Effendy, M. 2006. Implementasi manajemen pendidikan tinggi pengalaman universitas muhammadiyah malang. Pendidikan. Ekowati, D. 2007. Pengaruh Implementasi Quality Management System ISO 9001 2000 terhadap Kinerja Rumah Sakit Duren Sawit. Kesmas National Public Health Journal, 23, 127–135. Evans, J., & Berman, B. 2013. Retail Management A Strategic Approach, Twelfth Edition. Upper Saddle River, New Jersey Pearson Prentice Hall. Fatimah, E. N. 2015. Strategi Pintar Menyusun SOP Standard Operating Procedure. Yogyakarta Pustaka Baru Press. Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., & Donnelly Jr, J. 2007. Organisasi dan Manajemen Perilaku, Struktur dan Proses. Jakarta Erlangga. Gie, L. 2012. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta Liberty Profita Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN 2086-7662 Volume 12 Nomor 1 April 2019 e-ISSN 2622-1950 DOI Hadiwiyono, P. S., & Panjaitan, T. W. 2013. Perancangan Standard Operating Procedure SOP Departemen Human Resources HR di PT. X. Jurnal Titra Vol. 1 , 227-232. Harlie, M. 2012. Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Pengembangan Karier terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Pemerintah Kabupaten Tabalong di Tanjung Kalimantan Selatan. Jurnal Aplikasi Manajemen, 104, 860–867. Hastono, S. P. 2007. Basic data analysis for health research training. Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Inpres No. 7 Tahun 2009, Tentang Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Keban, 2005. “Kinerja Organisasi Publik”. Bahan Seminar Sehari dalam rangka Purna Tugas Drs. Sediyono. FISIPOL UGM Yogyakarta. Kesehatan, K. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/Menkes/Per/III/2010. Jakarta. Kreitner, R., & Angelo, K. 2013. Perilaku Organisasi Organizational Behavior Buku 1 9th ed.. Jakarta Salemba Empat. Lenvine, C. 2009. Public Administration Challenges, Choice, Consequences. Glenview Illinois Scott Foreman/Little Brown Higher Education. Nazvia, N., Loekqijana, A., & Kurniawati, J. 2014. Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pelaksanaan SOP Asuhan Keperawatan di ICU-ICCU RSUD Gambiran Kota Kediri. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 281, 21–25. Pajerek, L. 2000. Processes and organizations as systems When the processors are people, not pentiums. Systems Engineering, 32, 103–111. Pamungkas, W., & Jabar, C. S. A. 2014. Pengaruh Profesionalitas, Kepuasan Kerja Dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Guru SMKN Di Kabupaten Boyolali. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 22, 265–278. Prasanna, K. 2013. Standard Operating Procedures for Standalone Hotels. Research Journal of Management Sciences , 1-9. Puspitasari, D., & Rosmawati, R. 2012. Pelayanan Prima Service Exellent SMK Bisnis dan Manajemen. Jakarta CV Arya Duta. Rue, dan Byars, 2007. Management Theory and Application. Homewood Illinois Richard D. Irwin Inc. Ruky, A. S. 2002. Sistem manajemen kinerja. Gramedia Pustaka Utama. Santosa, J. 2014. Lebih Memahami SOP. Surabaya Kata Pena. Steers, R. M. 2008. Efektivitas Organisasi. Jakarta Erlangga. Setiawan, L. 2011. Rahasia Membangun SOP Standard Operating Procedure Tepat. Surabaya Insan Cendekia. Sigit, S. 2000. Teori Kepemimpinan dalam Manajemen. Yogyakarta Arrmurita. Sugiyono, S. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung ALFABETA. Sokol, M. & Oresick, R. 2006. “Managerial Performance Appraisal” dalam Performance Assesment Methods and Appreciations, ed. Ronald A. Berk. The John Hopkins UP. Syamsir, E. 2011. Kulinologi Indonesia. Baranangsiang PT Media Pangan Indonesia. Tambunan, R. M. 2013. Standard Operating Procedures SOP Edisi 2. Jakarta Maeistas Publishing. Tathagati, A. 2013. Step by Step membuat SOP. Jakarta Efata Publishing. Thoha, M. 1993. Pembinaan Organisasi Proses Diagnosa dan Intervensi. Jakarta Raja Grafindo Persada. Thoha, M. 2009. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta Raja Grafindo Persada. Profita Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN 2086-7662 Volume 12 Nomor 1 April 2019 e-ISSN 2622-1950 M. R.. 1988. Organisational Diagnosis A Workbook of Theory and Practice. USA Addison-Wesley Publishing Co. Weisbord, S. D., Mor, M. K., Green, J. A., Sevick, M. A., Shields, A. M., Zhao, X., … Fine, M. J. 2013. Comparison of symptom management strategies for pain, erectile dysfunction, and depression in patients receiving chronic hemodialysis A cluster randomized effectiveness trial. Clinical Journal of the American Society of Nephrology, 81, 90–99. Werther, W. B. Jr. & Davis, K. 2006. Human Resources and Personnel Management. USA McGraw-Hill,In ... SOP is a guide used by restaurant stakeholders in running a restaurant business to become a quality guide. According to Abdul [1], Standard Operating Procedure SOP is a guideline or reference for carrying out work tasks by the functions and performance appraisal tools based on technical, administrative, and procedural indicators following the work procedures concerned. It is aimed to increase commitment and reference in action so that it is more measurable [2]. ...The purpose of this study is to enrich the teaching materials that have been given in lectures regarding operational service standards in restaurants for Table Set-Ups so that they are more exciting and innovative by developing learning media using Augmented Reality. This application is designed using the UML Unified Modelling Language model built using the Unity application and Easy AR as the database API. The development of this learning system uses the ADDIE model. Evaluation of this application was obtained for measurements using N-gain in the "moderate" and "fairly effective" categories with values of and while for measurements using usability testing, the learnability is the memory is 2,84, the efficiency value is the error value is and the satisfaction value is Dengan pedoman dan sistematika aktivitas, tentu segala target yang ingin dicapai dapat terwujud dengan maksimal. Fatimah 2005 tujuan penyusunan SOP adalah untuk menjaga konsisten kerja setiap karyawan, memperjelas alur tugas dan tanggung jawab setiap unit kerja dan mempermudah proses monitoring dan menghemat waktu program training Taufiq, 2019. Sedangkan manfaat dari penyusunan SOP, . ...TirwanDalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dari penyusunan Standar Operasional Prosedur SOP rekrutman tenaga pendidik dan kependidikan dengan menggunakan riskbased thinking berdasarkan ISO 210012018. Peneliitan ini dilakukan di satu universitas swasta di daerah Tangerang Selatan, Banten, dengan menggunakan acuan waktu antara tahun 2021 sampai tahun 2022. Pendekatan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif. Adapun respondennya adalah pihak terkait yang ada di lingkungan kampus serta. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data dengan cara menganalisa data yang ada, kemudian di interpretasikan dengan mengacu pada kerangka pikir penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SOP rekrutmen yang diintegrasikan dengan pemikiran berbasis risiko memberikan pengaruh yang cukup baik terhadap tingkat turnover karyawan. Keefektifitasan SOP rekrutmen yang mengintegrasikan riskbased thinking ini, dapat terlihat dari penurunan tingkat turnover karyawan selama kurun waktu 2022 akhir sampai dengan 2023 awal. Demi perbaikan di masa mendatang, penulis menyarankan agar kegiatan perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan di perguruan tinggi ini dilakukan dengan lebih mempertimbangkan aspek yang dapat meminimalisir turnover karyawan, baik karyawan lama ataupun karyawan baru, dan supaya lebih mempersiapkan rancanagan untuk proses perekrutan secara matang agar dapat memenuhi kebutuhan lembaga dengan maksimal dan sesuai dengan tujuan Pendidikan... This is also in line with Government Regulation PP Number 81 of 2012 concerning the management of household waste and household type waste which says that waste sorting or rental must use facilities that meet the requirements such as materials, shapes and colors of containers in accordance with the category of waste organic and inorganic and B3 [9]. The purpose of the SOP is to realize the commitment of workers in their fields as a tool for effective and efficient performance assessment, the need for SOPs, namely as a guideline in carrying out work sutu [10]. In carrying out waste management, it was found that in waste management, they have not used SOPs or written procedures, and in the interview results, information was obtained that there were only unwritten SOPs and in the results of observations that had been made also that cleaners could easily carry out the waste management process. ...The existence of garbage that grows every day is very concerning. In addition, environmental impacts also vary, such as environmental pollution and the effect of waste on health. Second, the need for an appropriate and systematic waste management system can reduce the generation of existing debris. Therefore, management reduces the amount of waste processed for final disposal. The research design used in this study is descriptive qualitative to explore and describe the social situation in waste management. Data collection was carried out through interviews, observations, and document reviews. In this study, data triangulation from sources and techniques was carried out. The data analysis is carried out by collecting data obtained from informants, making transcripts of interviews, creating matrices, and conducting interpretations. The results of this study found that waste management in the housing and collection process still does not meet existing regulations, such as shelters and Temporary Disposal Sites TPS that have not met the requirements, then in the final disposal process at the Bantargebang landfill there is still minimal waste management so that it still uses an open dumping system.... Tujuan utama disusunnya SOP adalah untuk memberikan pedoman kerja agar aktivitas dapat terkontrol secara sistematis. SOP juga dijadikan acuan atau pedoman untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan fungsi berdasrkan indikator teknis, administratif dan prosedural sesuai dengan tata kerja yang bersangkutan Taufiq, 2019. ...Vinny AlvionitaUmmul KhairNunung ErvianyBayu Citra Pala’buanProgram Pengabdian Kepada Masyarakat yaitu berupa penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gratis dalam rangka dies natalis Akbid Menara Primadani XV. Pelaksanaan kegiatan PKM ini bertujuan untuk menekan dan mencegah angka kejadian stunting pada masyarakat Desa Mattabulu. Penyuluhan memberikan peningkatan pengetahuan anak sekolah tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar, mengkonsumsi makanan yang bergizi serta pola hidup yang sehat agar dapat terhindar dari stunting. Selain itu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan memiliki dampak yang positif bagi masyarakat yang datang memeriksakan kesehatannya. Hasil pengabdian ini menunjukkan bahwa masyarakat memberikan respon positif dan sangat antusias dalam berpartisipasi baik dalam kegiatan penyuluhan maupun pemeriksaan kesehatan. Kegiatan dies natalis yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini juga sebagai kegiatan yang dapat mempererat hubungan silaturahmi civitas akademik. Adapun metode pelaksanaannya dilaksanakan dengan 6 tahapan yaitu pertama dengan survey lokasi pada tanggal 20- 21 Oktober 2022. Tahap ke dua, tanggal 1-20 Desember 2022 penyusunan proposal kegiatan dan pencarian sponsor. Tahap ketiga persiapan internal pada tanggal 3-9 Desember yaitu persiapan materi penyuluhan dan konsultasi dengan pembimbing terkait prosedur pelaksanaan kegiatan. Tahap keempat persiapan eksternal pada tanggal 13 Desember yaitu perizinan pada pemerintah setempat serta diskusi dengan mitra PKM. Tahap kelima pelaksanaan pada tanggal 21 Desember 2022 adalah pelaksanaan penyuluhan kesehatan sekaligus pemeriksaan kesehatan gratis. Tahap keenam 21-22 Desember 2022, seremonial dies natalis Akbid Menara Primadani VX berupa sabutan Direktur, persembahan Unit Kegiatan Mahasiswa UKM, senam bersama, dan pembubaran panitia sekaligus penutupan kegiatan.... SOP/Peraturan di institusi pelayanan kesehatan ini sebagai proses aktifitas terukur untuk mencapai sesuatu yang dikehendaki, dengan maksud untuk mencegah kesalahan. Prosedur memberikan informasi langkah-langkah suatu aktifitas sehingga dapat diawasi oleh siapa saja dan tindakannya lebih tepat guna untuk memperoleh hasil yang paling menguntungkan Taufiq, 2019. ...Nitro GalensoDian Kurniasari YuwonoSebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tenaga perawat tentang pelaksanaan praktek keperawatan yang benar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah serta sebagai wujud pelaksanaan kerjasama dengan Prodi DIII Keperawatan Luwuk dalam hal Tridharma, maka dilaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Puskesmas Simpong. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada tenaga perawat yang bekerja di Puskesmas Simpong tentang kewajibannya dalam melakukan praktek keperawatan baik di fasilitas pelayanan kesehatan maupun praktek mandiri serta kompetensi perawat dalam kondisi kegawatdaruratan. Metode pelaksanaan kegiatan adalah dengan melakukan penyuluhan dan tanya jawab. Kegiatan ini melibatkan 13 orang tenaga perawat yang telah ditunjuk oleh kepala puskesmas. Hasil kegiatan adalah semua tenaga perawat yang mengikuti kegiatan ini mengetahui dan memahami prosedur/alur pengurusan STR dan SIPP sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan penatalaksanaan pelayanan pada keadaan gawat darurat serta cara penanganan permasalahan etik yang ditemukan melalui pembuatan SOP/Peraturan serta menginformasikannya agar masyarakat mengetahuinya.... The standard operating procedure is primarily a work guideline that ensures the organization's business activity is regulated methodically Taufiq, 2019. The higher the quality standard, the more complicated the operational process, and the more stringent the business rivalry, the more each company will need to punish its personnel in order for them to conduct in accordance with the organizational standard. ...Nafis Sulthan SulthanJaswadi JaswadiSugeng SulistionoThe application of standard operating procedures on the micro, small, and medium enterprise retail industry was critical since this type of enterprise employs the majority of national workforces and has become the most significant sector in Indonesia's economic growth. The purpose of this study was to investigate the business process and develop standard operating procedures for the debt payment process at one of the representative retailers in East Java Province, Indonesia, PO Dolopo Grosir. This study was part of a descriptive and qualitative study. Interviews and observations were also used to obtain data. According to the research, the development of a business process diagram would be the standard operating procedure during the debt payment process. Business Process Modeling develops this SOP creation activity further by adding several related artifacts such as data and business rules. The business process model modeled with BPMN can be used by parties who understand technical matters to be translated into information system needs.... Usulan perbaikan untuk menanggani potential cause AC3 adalah dengan mengadakan pelatihan dan penegasan pelaksanaan SOP. SOP merupakan pedoman atau acuan berupa dokumen tertulis bagi tenaga kerja untuk melaksanakan tugas dan pekerjaannya dapat terkontrol secara sistematis Taufiq, 2019. Kegiatan di perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai kemauan perusahaan apabila tersedia SOP Calache et al., 2021;Gabriele, 2018. ...Lusia Permata Sari HartantiJulius MulyonoVirarey MayangEvaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan perlu dilakukan industri manufaktur untuk memaksimalkan hasil produksi. Salah satu yang menjadi bahan evaluasi adalah kemungkinan terjadinya permasalahan akibat pemborosan waste sepanjang value stream. Hal ini dapat dieliminasi melalui pendekatan lean manufacturing LM untuk mengetahui waste, menentukan potential cause dari waste, hingga dapat merekomendasikan perbaikan pada proses produksi. PT XY yang merupakan perusahaan yang mengolah kawat dan turunannya berupa paku, mur, baut, dan bendrat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potential cause yang kritis dari waste pada proses produksi paku menggunakan FMEA dan fuzzy FMEA dan menentukan usulan perbaikan. Dua potential cause yang kritis dan mendesak untuk ditindaklanjuti adalah skill penanganan mesin dari operator yang rendah karena kurangnya pelatihan berkala dan penegasan Standard Operating Procedure SOP, dan mesin digunakan merupakan mesin yang lama. Usulan perbaikan untuk menanggani potential cause adalah dengan mengadakan pelatihan dan penegasan pelaksanaan SOP dan perbaikan sistem pemeliharaan mesin.... Standar operasional prosedur didalam sebuah organisasi berguna untuk mengukur konsistensi, akuntabilitas kerja yang berkaitan dengan ketepatan program dan waktu serta merupakan suatu acuan dalam melakukan sesuatu pekerjaan untuk mempermudah organisasi melakukan evaluasi Taufiq, 2019. Penelitian yang dilakukan oleh Gabriele, 2018 mengatakan bahwa Standar operasional prosedur merupakan input bagi perbaikan dalam menjalankan program kerja untuk penilaian kinerja, baik dari segi kualitas dan kuantitas, efisiensi pelayanan dan motivasi dalam sebuah Gabriele, 2018. ...Ria AgusnitaBudi HartonoAbdurrahman HamidLita LitaBased on the data obtained from the nursing committee, it was found that the credentialing process for nursing staff at the Dumai City Hospital has only been carried out on 1 one clinical nurse, the implementation of credentials for the level above has not been carried out. This is not in accordance with PMK Number 49 of 2013 and PMK Number 40 of 2017 which explains that the nursing committee has a central role in conducting the credentialing process for new nursing staff, re-credentialing in accordance with a predetermined time maximum once every 3 years. This study aims to analyze the role of the nursing committee in the implementation of nursing credentials in Dumai City Hospital. This research is a qualitative type with a RAP Rapid Assessment Procedure design which was carried out in May-July 2022. The key informants in this study were the Director of the Dumai City Hospital, the Main Informant, the chairman of the nursing committee, the credential subcommittee, bestari partners, nurses and supporting informants. head of nursing and secretary of the nursing committee. Data collection techniques used in-depth interviews, observation, document review and FGD which were processed by triangulation, and questionnaires were obtained using the Analytical Hierarchy Process AHP method. The results of the research found that out of 6 six there were 2 two committee roles that had not been optimally carried out, namely rearranging clinical authority and white papers and re-credentialing for old nursing HeltianiIsmail ArifinAnggia BudiartiRangga Prabu PradanaKunjungan pasien di Rumah Sakit X Kota Bengkulu mengalami peningkatan setiap tahun sejak mulai beroperasional Januari 2014, yang diiringi dengan meningkatnya jumlah pasien tidak aktif berobat sehingga mengharuskan dilakukannya penyusutan. Penyusutan berkas rekam medis pertama kali dilakukan tahun 2019 dengan melihat tahun kunjungan terakhir tanpa melihat kelompok penyakit, kemudian rekam medis tersebut diikat, ditumpuk dan diletakkan di belakang rak filing. Hal ini dikarenakan belum adanya prosedur kerja penyusutan berkas rekam medis, sehingga ketika pasien inaktif berobat kembali maka akan dibuatkan rekam medis baru dengan nomor rekam medis yang baru. Metode dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah difusi ipteks yang digunakan dalam menyusun prosedur kerja penyusutan berkas rekam medis untuk membantu petugas melakukan kegiatan proses penyusutan di Rumah Sakit X Kota Bengkulu. Selanjutnya pelatihan juga dilaksanakan yang diawali dengan kegiatan penyuluhan dan dilanjutkan dengan pelatihan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berjalan dengan lancar. Pada awalnya kegiatan penyusutan berkas rekam medis hanya melihat tahun kunjungan terakhir tanpa melihat kelompok penyakit kemudian diikat, ditumpuk dan diletakkan di belakang rak filing. Setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan, petugas akhirnya mengetahui bahwa kegiatan proses penyusutan berkas rekam medis tersebut berdasarkan kelompok penyakit dengan menggunakan tracer rekam medis atau out guide sebagai sarana pengganti dengan berpedoman pada jadwal retensi Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Medik Tahun 1995 guna menjaga kualitas pelayanan rekam Alfinur MasithohLatar BelakangPenurunan jumlah kunjungan pasien di rumah sakit merupakan salah satu tanggung jawab unit pemasaran. Oleh karena itu, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan jumlah kunjungan pasien adalah dengan menyusun strategi pemasaran yang Tujuan penelitian ini untuk menganalisis penerapan 12 elemen new wave marketing dan menjelaskan secara komprehensif analisis TOWS di RSI Surabaya Ahmad Yani sebagai upaya penyusunan strategi peningkatan jumlah kunjungan Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode in-depth interview dan analisis data Hasil penelitian menunjukkan bahwa RSI Surabaya Ahmad Yani telah menerapkan konsep pemasaran 12 elemen new wave marketing dalam kegiatan pemasarannya. Dari hasil temuan isu strategis dan analisis TOWS, diketahui bahwa ancaman terhadap RSI Surabaya Ahmad Yani berada pada elemen coding dan commercialization, untuk peluang terdapat pada elemen clarifying; co-creation; currency; conversation; dan collaboration, untuk kelemahan terdapat pada elemen confirming; communal activation; dan caring, serta untuk kekuatan terdapat pada elemen communitization dan character. Posisi RSI Surabaya A. Yani sendiri berada pada kuadran satu diagram TOWS, sehingga dari hasil temuan tersebut dapat disusun strategi pemasaran yang Kesimpulan dari penelitian ini secara umum adalah pada tiap elemen new wave marketing terdapat berbagai hal yang dapat menjadi ancaman, peluang, kelemahan, dan kekuatan rumah salah satu institusi yang mendapatkan mandat langsung dari Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Lembaga Administrasi Negara telah dan akan terus menguatkan komitmen untuk menjadi penggerak utama dalam mewujudkan world class government. Untuk itu, dalam rangka melaksanakan tugasnya untuk meneliti, mengkaji, dan melakukan inovasi, penguatan terhadap manajemen ASN akan terus dilakukan untuk menjawab berbagai tantangan dalam bidang ASN. Saat ini kita memasuki era Revolusi Industri dimana dunia dihadapkan pada kondisi VUCA Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity, yang diperberat dengan pandemi Covid-19. Disinilah setiap organisasi pemerintah atau swasta diuji serta dituntut untuk berkinerja tinggi. Pembahasan terkait dengan kinerja PNS sampai saat ini masih menjadi isu yang sangat krusial. Kementerian PANRB pernah mengungkapkan bahwa lebih dari 30% PNS berkinerja buruk. Untuk itu dibutuhkan konsep dan kebijakan manajemen kinerja yang baik dan implementatif. Inisiatif Lembaga Administrasi Negara ini penting dalam menjawab tantangan manajemen kinerja ASN tersebut. Buku Sistem Manajemen Kinerja ASN layak menjadi referensi utama dalam mengimplementasikan manajemen kinerja ASN di instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Materi dalam buku ini selain merujuk pada kebijakan yang ada, juga diperkaya dengan konsep dan langkah praktis pada setiap aspeknya. Selain itu juga membahas model manajemen kinerja berbasis flexible work arrangement FWA yang sangat relevan dengan kondisi saat ini. Sebagai penutup, saya mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada tim penulis dan kontributor buku ini. Semoga Buku Manajemen Kinerja ASN ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengelolaan manajemen kinerja di instansi pemerintah pusat maupun daerah, sehingga harapan untuk mewujudkan pemerintahan yang berkinerja tinggi dapat and objectives Pain, erectile dysfunction ED, and depression are common yet frequently untreated in chronic hemodialysis patients. This study compared two management strategies for these symptoms in this patient population. Design, setting, participants, & measurements Pain, ED, and depression were assessed monthly during an observation usual care phase. Patients were then randomized to 12-month participation in either a feedback arm in which these symptoms were assessed monthly, renal providers were informed of patients' symptoms, and treatment was left treatment at their discretion; or a nurse management arm in which symptoms were assessed monthly and trained nurses were used to evaluate patients and generate and facilitate the implementation of treatment recommendations. Results Of 288 patients enrolled into observation between January 1, 2009 and March 30, 2010, 220 76% were randomized. Compared with the feedback approach, the results shown as Δ symptom score [95% confidence interval] indicated that nurse management was not associated with improved pain [ ED [ or depression [ Relative to their symptoms during observation, feedback patients experienced small, statistically significant improvements in pain [ ED [ and depression [ whereas nurse management patients experienced small, statistically significant improvements in ED [ and depression [ Conclusions Compared with informing renal providers of their patients' pain, ED, and depression and leaving management at their discretion, a nurse-implemented management strategy does not improve these symptoms. Both approaches modestly reduced symptoms relative to usual NazviaAhas LoekqijanaJanik KurniawatiKepatuhan terhadap Standar Operasional Prosedur SOP merupakan komponen penting dalam manajemen keselamatan pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP asuhan keperawatan di ruang ICU/ICCU RSUD Gambiran Kota Kediri. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui kepatuhan perawat dan faktor yang mempengaruhi umur, lama kerja, tingkat pendidikan, motivasi, dan persepsi. Instrumen penelitian menggunakan checklist, wawancara, dan kuesioner. Analisa data menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil uji analisis menunjukkan ada pengaruh antara motivasi dan persepsi terhadap kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP. Variabel lainnya seperti umur, tingkat pendidikan dan lama kerja tidak berpengaruh terhadap kepatuhan perawat. Kata Kunci ICU, kepatuhan perawat, motivasi, persepsi, standard operational procedureB Amarnath Vijayudu GnanamkondaLife style of rural people is moderately changed in India due to so many reasons & factors -a Government policies like 100 days Upadhi Pathakam Creation of work for poor, b Free education for poor children at school and college level especially in Andhra Pradesh since 2008, c Every corner village is connected with nearby towns frequent visits to towns of rural people, d Rural people's connectivity with Electronic media and brands high promotional strategies through electronic media. Now the rural consumer is expecting as what urban concern. Towards this the attitudinal way of behavior changes occurred in rural consumer's mind set. The purpose of this study is to find the factors behind the change of attitude of a rural consumer towards branded packaged PajerekThe field of Human Factors in systems engineering is understood to comprise a wide range of issues from the physiology of workstation design to the psychology of job satisfaction. The study of the human role in systems takes on additional dimensions when the “system” in question is actually the process of developing products or systems and the organization performing the development process. This article discusses key differences pertaining to the human element in development processes versus traditional systems, and explores the impacts of its characteristics and behavior. Implications for work currently being done in the areas of process maturity and continuous process improvement are also presented. © 2000 John Wiley & Sons, Inc. Syst Eng 3 103–111, 2000This is a copyrighted textbook. It CANNOT be uploaded. It can be purchased online. Old editions are cheap. -Kathleen M. HeimEthics relating to human resources management in the library and information services profession must be viewed from a more comprehensive ethical stance at the outset. Since this conference is devoted to a wide range of ethical considerations, it seems appropriate to begin this discussion with some deliberation on career choice itself. published or submitted for publication
1 Membuat laporan-laporan rutin tentang perkembangan operasional rumah sakit sesuai dengan yang diminta oleh Kepala Rumah Sakit 2. Membuat catatan dan laporan personal staf, kedisiplinan, kepatuhan terhadap peraturan dan tata tertib semua staf yang menjadi bawahannya, untuk kemudian dilaporkan pada Divisi Administrasi SDM/Umum (Personalia) 3.
Dasuciana Posted On April 14, 2020 Post Views 61 Masih dalam suasana pembatasan aktivitas berkaitan dengan Covid-19, penderita penyakit yang seharusnya rutin kontrol ke rumah sakit setiap bulan, menjadi tertunda jadwal konsultasinya. Tenang saja, lakukan dulu beberapa langkah penanganan ini di rumah, menemui dokter jika kondisi menjadi mendesak dan darurat saja. “Saya harusnya kontrol bulan ini, tapi khawatir kalau ke rumah sakit malah bertemu banyak orang sementara kondisi tidak fit. Makanya saya putuskan membeli obat rutin sendiri aja, agak mahal kalau tidak ditanggung BPJS, tapi lebih baik begini sampai normal lagi keadaan dan bisa kontrol ke dokter lagi,” begitu pengakuan Dewi asal Kalimantan Utara, Pasien Diabetes dan Hipokalemia ATR bercerita pada Kanal Kesehatan. Dewi bukan satu-satunya pasien yang mengambil keputusan untuk membeli obat rutin sendiri, meski harganya lumayan mahal, padahal biasanya obat rutin sebulan didapatnya dengan berobat menggunakan BPJS. Keputusan bijak tersebut menjadi pilihan paling baik di tengah pandemi Covid-19 ini, jika tidak ingin mengambil risiko berinteraksi dengan banyak orang –tetap dalam jarak- di rumah sakit. Sebab kadar imunitas penderita Penyakit Tidak Menular PTM tentu lebih rentan menghadapi kondisi sekarang ini. Jika obat-obatan rutin sudah didapat, tentu membuat tenang dan mengurangi kecemasan penderita yang akan berdapak pada imunitas penderita juga. Selain itu, Kementerian Kesehatan RI juga menyarankan beberapa hal berkaitan dengan penderita PTM di tengah pandemi Covid-19. Bagi pasien Diabetes Militus DM, Rutin periksa gula darah di rumah dan perhatikan tanda peningkatan gula darah seperti sering buang air kecil terutama pada malam hari, sering merasa kehausan, lelah, lesu, sakit kepala. Bagi pasien Hipertensi, Rutin periksa tekanan darah di rumah, perhatikan peningkatannya. Gejalanya sering tidak dirasakan, dapat berupa nyeri kepala, jantung berdebar, penglihatan kabur, leher kaku. Bila mengalami gejala infeksi saluran nafas Demam, batuk, sesak nafas, segera lapor ke petugas kesehatan/ datang ke IGD terdekat Minum obat secara teratur sesuai anjuran Dokter. Simpan nomor kontak Dokter atau fasyankes tempat Anda berobat. Beberapa hari sebelum obat habis segera hubungi kontak tersebut dan konsultasikan tentang kelanjutan konsumsi obatnya Bagi peserta BPJSpenyandang PTM yang mengonsumsi obat-obatan setiap hari, dapat meneruskan obat-obatan sampai dengan 2 bulan tanpa bertemu Dokter yang merawat namun diharapkan melakukan konsultasi melalui telepon dengan Dokter Hubungi BPJS Telp Call Center 1500400/ download apps Mobile JKN dan Fasyankes setempat untuk mengetahui peraturan yang berubah Dirumahaja karena Anda rentan, terutama usia di atas 50 tahun dengan penyakit penyerta seperti DM, hipertensi, gagal ginjal, kanker, penyakit jantung, paru kronik, dan gangguan imunologis lainnya Tingkatkan daya tahan tubuh sebaik mungkin Makan makanan yang bergizi, hindari gula, garam dan lemak berlebihan Suplemen multivitamin bila diperlukan Konsultasikan dengan Dokter Anda melalui telepon/ HP Jaga physical distancing minimal 1,5 – 2 meter, hindari kerumunan ataukeramaian Sering cuci tangan Dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik atau lebih. Jika tidak memungkinkan gunakan hand sanitizer yang mengandung 60% alkohol Gunakan masker jika harus keluar rumah. Ketika batuk dan bersin, tutupi hidung dan mulut dengan tisu. Hindari menyentuh wajah, hidung, mata, dan lainnya sebelum mencuci tangan Upayakan berjemur 15-20 menit setiap hari Upayakan aktivitas fisik 30 menit/hari atau sesuai saran Dokter Jika bekerja di rumah. Setiap duduk 30 menit, istirahatlah Istirahat cukup tidur 6-8 jam sehari Stop Merokok. Merokok meningkatkan risiko infeksi dan akan memperparah komplikasi akibat Covid-19 Jika Anda stres, bingung dan takut, bicarakan perasaan Anda pada orang yang Anda kenal dan percaya dapat membantu Saling menguatkan di antara keluarga, tetangga dan teman, rasa kasih sayang juga menjadi obat Beribadah, baca buku, dengarkan musik, dan jangan cemas. Dengar dan ikuti anjuran pemerintah yang disiarkan resmi setiap hari Trending Now
Kemudiankita tinggal duduk menunggu dipanggil. Bila anda merupakan Pasien Baru di RS. Santosa ini, maka diwajibkan mengisi formulir "Pendaftraan Pasien Baru". Formulir ini nantinya disertakan dengan fotokopi Kartu BPJS/ASKES, Kartu tanda penduduk (KTP) asli, Kartu keluarga (KK), dan surat rujukan.

JAKARTA, - Kementerian Kesehatan membuat tata laksana khusus perawatan pasien Covid-19. Tata laksana terkait perawatan pasien Covid-19 tanpa gejala, bergejala ringan, sedang, hingga laksana perawatan pasien covid-19 tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor tentang Pedoman dan Pengendalian Covid-19. Baca juga Layanan Telemedicine Gratis untuk Pasien Isolasi Mandiri Akan Diuji Coba di Jakarta Di bawah ini merangkumnya untuk Anda Pasien tanpa gejala Gejala Frekuensi napas 12-20 kali per menit, saturasi oksigen lebih dari atau sama dengan 95 persen Tempat perawatan Isolasi mandiri di rumah, fasilitas isolasi pemerintah Terapi Vitamin C, vitamin D, dan zinc Lama perawatan 10 hari sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi Baca juga Ini Tata Cara Isolasi Pasien Covid-19 OTG, Gejala Ringan, Sedang hingga Berat di Jakarta Pasien dengan gejala ringan Gejala Demam, batuk umumnya batuk kering ringan, kelelahan ringan, anoreksi, sakit kepala, kehilangan indra penciuman, kehilangan indra pengecapan, mialgia dan nyeri tulang, nyeri tenggorokan. Kemudian pilek dan bersin, mual, muntah, nyeri perut, diare, konjungtivitis, kemerahan pada kulit atau perubahan warna pada jari-jari kaki, frekuensi napas 12-20 kali per menit, saturasi oksigen lebih dari atau sama dengan 95 persen Tempat perawatan Fasilitas isolasi pemerintah, isolasi mandiri di rumah bagi yang memenuhi syarat Terapi Oseltamivir atau favipiravir, azitromisin, vitamin C, vitamin D, dan zinc Lama perawatan 10 hari isolasi sejak timbul gejala dan minimal 3 hari bebas gejala Baca juga Rumah Sakit di Jakarta Penuh, Wisma Atlet Kesulitan Rujuk Pasien Covid-19 Gejala BeratPasien dengan gejala sedang Gejala Demam, batuk umumnya batuk kering ringan, kelelahan ringan, anoreksi, sakit kepala, kehilangan indra penciuman, kehilangan indra pengecapan, mialgia dan nyeri tulang, nyeri tenggorokan. Kemudian pilek dan bersin, mual, muntah, nyeri perut, diare, konjungtivitis, kemerahan pada kulit atau perubahan warna pada jari-jari kaki, frekuensi napas 20-30 kali per menit, saturasi oksigen kurang dari atau sama dengan 95 persen, sesak napas tanpa distress pernapasan. Tempat perawatan RS lapangan, RS darurat Covid-19, RS non rujukan, dan RS rujukan Baca juga RS Rujukan Covid-19 Diprioritaskan untuk Gejala Sedang dan Berat Terapi Favipiravir, remdesivir 200mgIV, azitromisin, kortikosteroid, vitamin C, vitamin D, zinc, antikoagulan, LMWH/UFH berdasarkan evaluasi Dokter Penanggung Jawab DPJP, pengobatan komorbid bila ada, terapi oksigen secara noninvasif dengan arus sedang sampai tinggi HFNC. Lama perawatan 10 hari sejak timbul gejala dan minimal 3 hari bebas gejala, Pasien dengan gejala berat atau kritis Gejala Demam, batuk umumnya batuk kering ringan, kelelahan ringan, anoreksi, sakit kepala, kehilangan indra penciuman, kehilangan indra pengecapan, mialgia dan nyeri tulang, nyeri tenggorokan. Kemudian pilek dan bersin, mual, muntah, nyeri perut, diare, konjungtivitis, kemerahan pada kulit atau perubahan warna pada jari-jari kaki, frekuensi napas di atas 30 kali per menit, saturasi oksigen kurang dari atau sama dengan 95 persen, sesak napas dengan distress pernapasan. Baca juga Menristek Pasien Covid-19 Gejala Berat 2,5 Kali Lebih Mudah Sembuh dengan Terapi Stem Cell Kondisi kritis ARDS/gagal napas, sepsis, syok sepsis dan multiorgan failure Tempat perawatan HCU/ICU RS rujukan Terapi Favipiravir, remdesivir, azitromisin, kortikosteroid, vitamin C, vitamin D, zinc, antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi dokter penanggung jawab DPJP, pengobatan komorbid bila ada, HFNC/ventilator, terapi tambahan. Lama perawatan Sampai dinyatakan sembuh oleh DPJP dengan hasil PCR negatif dan klinis membaik. Harus dengan pengawasan dokter Obat-obatan yang disebutkan di atas, harus berdasarkan resep dokter. Jangan lakukan self medicating tanpa konsultasi dan pengawasan tenaga kesehatan maupun petugas Puskesmas. Selama masa perawatan juga jangan lupa untuk tetap patuhi protokol kesehatan, konsumsi makanan bergizi seimbang, lakukan pola hidup bersih dan sehat, hindari stres, istirahat yang cukup serta rutin melakukan aktivitas fisik. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

8 Mentaati peraturan dan menghormati norma yang berlaku di Rumah Sakit Islam Lumajang. 9. Dilarang bersikap acuh tak acuh/tidak sopan baik kepada tamu, pelanggan, karyawan maupun masyarakat sekitarnya. 10. Dapat menciptakan suasana lingkungan kerja yang bersih, aman, nyaman dan tenteram. B. Tata Cara Serah Terima Tugas Penjagaan.

Tata Cara Kontrol Di Rumah Sakit – Mulai Sabtu, 01 September 2018 KRT, puji hadirat Tuhan. Setjonegoro mulai menggunakan pendaftaran antrian pasien melalui SMS gateway. Kekhawatiran manajemen terhadap antrean pasien yang dimulai pagi-pagi dan pembatasan jumlah kuota di beberapa klinik menambah beban pasien, terutama yang berdomisili jauh yang harus datang lebih awal untuk mendapatkan nomor antrean. Pasien/keluarga pasien sering mengeluhkan hal hal tersebut, KRT Setjonegoro mencoba memperbaiki sistem secara bertahap khususnya pendaftaran pasien dengan menggunakan jalur pendaftaran SMS gateway, dengan harapan SMS gateway ini dapat membantu pasien dalam proses pendaftaran. Tentu saja, sistem ini membutuhkan banyak investasi dan pengembangan untuk menjadikannya lebih baik di masa PENDAFTARAN PASIENNOMOR KONDISI MEDISKLINIK TARGET TANGGAL PEMERIKSAAN BULAN/TAHUNTIPE PASIEN UMUM/BPJS CONTOH PENDAFTARAN999999EYE08182018BPISS96 yang bisa menggunakan aplikasi Android68PISSS8ENDSB681SMSENDSB62618 SMSENDSB6 dari Play Store”Alur Pelayanan PasienDaftar nama klinik Saraf, Bedah, Pediatri, 1, 2, Ortopedi, Kardiologi, Obstruktif, Umum, Paru, Oftalmologi, THT, Dermatologi, Kedokteran GigiPendaftaran hanya dapat dilakukan pada H-1 antara pukul s/d kecuali hari Senin Pendaftaran inspeksi dapat dilakukan pada hari Sabtu, dan format tertulis harus lengkap dan pendaftaran yang lebih stabil, Anda dapat menggunakan aplikasi Android yang dapat diunduh dari tautan ini. Pembuatan akun dapat dikonfirmasi di bagian informasi KRT. SetjonegoroCara tata tertib di rumah, surat kontrol dari rumah sakit, tata cara belanja di shopee, tata cara berjualan di shopee, tata ruang rumah sakit, tata cara jualan di shopee, tata cara tarawih di rumah, tata cara dropship di shopee, tata cara menginap di hotel, tata cara kpr rumah, tata tertib rumah sakit, tata tertib di rumah sakit

Jakarta- Sistem layanan rumah sakit berada di bawah tekanan yang menuntut keberlanjutan. Rumah sakit adalah salah satu penyumbang konsumsi energi terbesar, dengan kegiatan operasional 24/7 dan kebutuhan energi yang besar, seperti kontrol aliran udara dan sistem HVAC (Heating, Ventilation and Air Conditioning) khusus. Dalam kondisi persaingan bisnis saat ini, menjaga finansial rumah sakit Selaamat malam, EA Surat kontrol adalah surat yang diberikan oleh dokter untuk pasien, untuk mengingatkan jadwal kontrol, dan memudahkan administrasi saat kontrol. Konrol sendiri diperlukan untuk memantau perkembangan pengobatan yang sedang berlangsung, apakah semakin membaik, atau perlu mengganti obatnya, atau perlu dilakukan pemeriksaan tambahan laninnya. Apakah gunanya surat kontrol pada pengguna BPJS? Surat kontrol dapat diberikan untuk pasien dengan jaminan kesehatan apa pun, dan bahkan bila pembayarannya dilakukan secara mandiri. Pada pasien BPJS surat kontrol diperlukan untuk mempermudah pasien kembali kosultasi dengan dokter yang merawat. Bila sudah memiliki surat kontrol, maka pasien tidak membutuhkan meminta rujukan ulang ke puskesmas atau fasilitas kesehatan tingkat satu lainnya. Bagaimana bila surat kontrol terlewat tanggalnya? Pada surat kontrol biasanya akan tertera masa berlaku surat. Bila masa berlaku belum terlewat, maka anda masih dapat menggunakannya secara langsung. Bila tidak ada masa berlaku pada surat tersebut, biasanya surat rujukan akan berlakuk selama 1 bulan. Sebaiknya anda segera kontrol ke Rumah Sakit tempat anda berobat. Apa yang harus dilakukan bila surat kontrol sudah tidak berlaku? Bila surat kontrol sudah tidak berlaku, maka anda harus meminta rujukan ulang dari fasilitas kesehatan tiongkat satu tempat anda terdaftar, seperti puskesmas, atau klinik. Baru kemudian anda dapat kontrol ke dokter spesialis yang anda tuju. Untuk melengkapi jawaban atas pertanyaan Anda, silahkan baca penjelasan lainnya di link berikut Surat kontrol Semoga membantu. Salam sehat, dr. Lizsa KewajibanRumah Sakit Dan Kewajiban Pasien) A. Hak Pasien: Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban Pasien. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan JAKARTA – Sejak pandemi virus corona Covid-19, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap di rumah saja, tidak terkecuali pasien yang memiliki berbagai penyakit juga diminta untuk melakukan kontrol secara online dan tidak ke rumah sakit jika tidak butuh sekali, demi menghindari penularan virus corona. Namun, hingga saat ini belum ada tanda-tanda bahwa pandemi virus Corona segera sisi lain, pasien yang memiliki penyakit kronis seperti jantung, paru-paru, diabetes, hipertensi, dan lainnya masih khawatir untuk kontrol ke rumah Dokter Spesialis Psikosomatik dari Omni Hospital Alam Sutera mengatakan dalam kondisi seperti ini, para pasien yang memiliki penyakit kronis sebetulnya boleh saja melakukan kontrol ke rumah sakit. Sebab, jika tidak dilakukan, bisa jadi penyakit yang sudah lebih dulu ada tersebut menjadi tidak terkendali, malah kambuh dan membahayakan. “Memang saat ini setiap rumah sakit memiliki pelayanan online tetapi tidak semua layanan tersebut bisa memuaskan. Selain itu ada pula yang butuh melakukan pemeriksaan langsung sehingga mau tidak mau harus datang ke rumah sakit,” ujarnya, dikutip dari channel youtube Andri Psikosomatik, Senin 11/5/2020.Untuk itu, dia menyarankan beberapa hal yang harus dilakukan oleh pasien sebelum berkunjung ke rumah gunakan masker sebagai penutup mulut dan hidung, kalau bisa tidak ada celah sama sekali. Pasien bisa menggunakan masker kain yang saat ini banyak dijual bebas, dan bisa memberi tambahan tisu di dalamnya untuk membuat daya proteksi masker lebih juga menggunakan masker bedah yang saat ini harganya sudah lebih murah. Cara penggunaannya, letakkan bagian halus di dalam dan bagian yang kasar atau kedap air di masker harus menutup rapat hidung dan mulut. Tarik bagian bawah hingga ke bawah dagu, dan bagian atas dekat hidung ditekan hingga tidak ada celah.“Masker yang bagus itu dia akan kedap. Jika karet pengaitnya agak longgar, diikat sehingga lebih ketat, dan jangan disilang karena malah memberi celah.,” gunakan kacamata pelindung. Untuk kaca mata cara yang menutupi bagian bawahnya dan nempel ke daerah pipi atau bisa juga menggunakan face shield yang menutupi seluruh apakah perlu menggunakan sarung tangan? “Tidak perlu karena kalau menggunakan sarung tangan dan malah pegang ini itu, lalu pegang mulut ya percuma saja. Saran saya, kalau sudah menggunakan masker atau kaca mata jangan dilepas-lepas karena malah akan terpegang muka,” jangan lupa cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir setelah melakukan aktivitas atau memegang benda-benda di sekitar. Bisa juga menggunakan hand sanitizer tetapi lebih baik jika dicuci dengan jaga jarak aman minimal 1 meter sehingga mencegah penularan dari orang-orang disekitar. Kelima, jaga imunitas tubuh karena itu yang paling penting, juga jangan terlalu paranoid atau takut yang berlebihan karena akan menurunkan imunitas tubuh.“Jadi kalau memang benar-benar perlu datang ke rumah sakit untuk mengontrol penyakit Anda, silakan. Jangan sampai dengan adanya Covid-19 ini penyakit kronis malah enggak terkontrol yang penting ikuti tips aman dan protokoler kesehatan yang ada. Dan jangan lupa sepulang dari rumah sakit, segera mandi dan pakaian semua langsung dibersihkan,” jelasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News 5 Influenza Like Illness (ILI) Penyakit yang mempunyai gejala serupa influenza yaitu demam ≥38°C disertai batuk. 6. ISPA Adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dengan gejala demam atau demam ≥38°C, dan batuk tidak lebih dari 10 hari sejak timbul gejala dan memerlukan perawatan rumah sakit. 7.
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.
Informasitentang alur/skema pengaduan (tata cara) 05 Oct 2018 | 526 Downloads. DOWNLOAD. Pengumuman Pengadaan barang & Jasa. No. Judul Ringkasan SKPD Penanggung Jawab Waktu Bentuk Informasi Jangka Waktu Daftar Penelitian di RSUD Muntilan: RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUNTILAN / RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUNTILAN-05 Oct 2018: Soft Copy: gejIFX.
  • sww97nzxhu.pages.dev/948
  • sww97nzxhu.pages.dev/193
  • sww97nzxhu.pages.dev/657
  • sww97nzxhu.pages.dev/708
  • sww97nzxhu.pages.dev/945
  • sww97nzxhu.pages.dev/368
  • sww97nzxhu.pages.dev/633
  • sww97nzxhu.pages.dev/518
  • sww97nzxhu.pages.dev/173
  • sww97nzxhu.pages.dev/497
  • sww97nzxhu.pages.dev/843
  • sww97nzxhu.pages.dev/405
  • sww97nzxhu.pages.dev/442
  • sww97nzxhu.pages.dev/51
  • sww97nzxhu.pages.dev/332
  • tata cara kontrol di rumah sakit